MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“Decision Support System Dalam
Sim”
DOSEN PEMBIMBING
Septia Lutfi, S.Kom, M.KOM
DISUSUN OLEH :
Eis Armila ( 11140264 )
STIE BANK BPD JATENG
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN
AKUNTANSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
SIM
mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi karena sangat
mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik
itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi
yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada
organisasi tersebut. Sekarang ini, penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti
akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk
menjadi informasi yang dibutuhkan.
Informasi
yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi
berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin kompleks
pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak
dan bervariasi. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu
perusahaan atau organisasi akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber
daya, sehingga dalam
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Informasi
merupakan kebutuhan utama manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi
yang dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi bahwa keberhasilan manajemen
sangat dipengaruhi dan bergantung pada ketepatan informasi yang disajikan dalam
bentuk laporan, dimana laporan tersebut harus memberi manfaat seoptimal mungkin
dan tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Manajemen
membutuhkan banyak informasi agar dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Informasi yang banyak tersebut tidak mungkin seluruhnya dapat ditampung oleh
manajemen. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat mendukung kebutuhan
manajemen dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi. Dengan adanya sistem
informasi yang baik diharapkan ttidak adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
dalam perusahaan/organisasi. Selain itu suatu sistem yang baik juga akan
mendorong produktivitas yang tinggi dan memberikan kontribusi atas tercapainya
tujuan organisasi.
Sesuai
dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap
orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan
akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam
aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik. Dalam usaha
memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan.
Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan
masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk
memanfaatkan kesempatan.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Bagaimanakah konsep pengambilan keputusan dalam SIM ?
2.
Bagaimanakah peranan SIM dalam pengambilan keputusan bidang pendidikan ?
1.3. Tujuan
Penulisan Makalah
1. Untuk
mengetahui konsep-konsep pengambilan keputusan dalam SIM
2. Untuk
mengetahui peranan SIM dalam pengambilan keputusan bidang pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Ada beberapa
pendapat para ahli mengenai pengertian sistem informasi manajemen, antara lain
:
- David Kroenke
menyatakan bahwa Sistem informasi manajemen adalah pengembangan dan
penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi.
- Mc. Leod
mendefiniskan sistem informasi manajemen adalah sebagai suatu sistem
berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang
mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau
salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu,
apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa
depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan
khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh
pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk
memecahkan masalah.
- Stoner berpendapat bahwa sistem
informasi manajemen merupakan metode formal yang menyediakan informasi
yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses
pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi
perencanaan , operasi secara efektif dan pengendalian.
- Ibnu Syamsi mengungkapkan
sistem informasi manajemen adalah jaringan informasi yang diperlukan
pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam mengambil keputusan,
dimana sistem informasi manajemen disamping diperlukan oleh pimpinan, juga
dibutuhkan seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya.
- Hershner Cross mengatakan
sistem informasi manajemen yang terpadu merupakan gabungan yang amat
teratur dari pegawai, perlengkapan dan fasilitas-fasilitas yang melakukan
penyimpanan, pengambilan, pengolahan, pengiriman dan peragaan data yang
semuanya sebagai tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan para pembuat
keputusan pada semua tingkat organisasi dalam perusahaan.
- Sherman Blumenthal
mendefinisikan sebagai sesuatu sistem keterangan yang mencangkup
sarana-sarana untuk menghimpun, menyimpan, memperbaharui dan mengambil
data maupun berbagai sarana untuk mengubah data menjadi informasi untuk
dipergunakan manusia.
- Menurut Alter dalam Effendy
(1989:11), sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja,
informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk
mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
- Sedangkan menurut Wilkinson,
sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya
(manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran
(informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
- Komaruddin dalam Effendy
(1989:111) SIM adalah pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk
memberikan eksekutif bantuan informasi yang tepat yang memberikan
kemudahan bagi proses manajemen.
Dari
berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen
merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu
organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberi data kepada manajemen
untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Data tersebut
diolah untuk menjadi sebuah informasi.
Sistem
informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada
kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
- Transaction Processing Systems
(TPS)
TPS adalah
sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data
dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan
inventarisasi.
- Office Automation Systems (OAS)
dan Knowledge Work Systems (KWS)
OAS mendukung pekerja data, dimana menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan luar organisasi. KWS mendukung para pekerja profesional membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat. - Sistem Informasi Manajemen.(SIM)
SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data). - Decision Support Systems.(DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan. - Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan.Buatan.(AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat.bahasa.terstruktur.dan.anatarmuka.pengguna. - Group Decision Support Systems
(GDSS) dan Computer-Support Collaborative.Work.Systems.(CSCW) Group
Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk
membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan
dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. GDSS disebut
dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan
“groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang.terhubung dengan
jaringan.
- Executive Support Systems (ESS)
ESS tergantung
pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur
interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan
pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.
2.2.
PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara etimologis kata decide berasal dari
bahasa latin de yang berarti off dan kata caedo yang
berarti to cut. Hal ini berarti proses kognitif cut off sebagai
tindakan mimilih diantara beberapa alternatif kemungkinan. Ada beberapa
pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli yaitu :
- Max (1972),
Decision Making is commanly difined as choosing from among alernatives
(pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari beberapa alternatif).
- Shull (1970:67)
mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses kesadaran
manusia terhadap fonumena individual maupun sosial berdasarkan kejadian
faktual dan nilai pemikiran, yang mencakup aktivitas perilaku pemilihan
satu atau bebrapa alternatif sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
- George R Terry dalam Igbal
Hasan (2002:9), Pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif
yang ada.
- S.P Siagian dalam Iqbal Hasan
(2002:10), Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat.
Dari
beberapa pengertian pengambilan keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban dari
suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu
alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari proses pemikiran
tentang masalah atau problema yang dihadapi, adapun hasil dari pengambilan
keputusan adalah keputusan(decision) .
Pengambilan
keputusan menurut George R. Terry dalam Iqbal Hasan (2002:6) didasarkan pada
lima (5) hal yaitu :
- Intuisi,
pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki
sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan
berdasarkan intuisi mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan.
Kebaikannya antara lain :
a. Waktu
yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b.
Pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya
c. Kemampuan
mengambil keputusan dari pengambil keputusan tersebut sangat berperan.
Kelemahan
dari intuisi adalah :
a. Keputusan
yang diambil relatif kurang baik
b. Sulit
mencari alat pembandingnya sehingga sulit diukur kebenarannya
c.
Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Pengalaman,
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis karena berdasarkan pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan
sesuatu serta dapat memperhitungkan untung ruginya dan baik buruknya keputusan
yang akan dihasilkan. Karena pengalaman seseorang dapat menduga masalahnya
walaupun hanya dengan melihat sepintas saja sudah menemukan cara
penyelesaiannya.
3. Fakta,
pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,
solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil
keputusan dapat lebih tinggi sehingga orang dapat menerima keputusan yang
dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang,
pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pemimpin
terhadap bawahannya atau orang yang lebih rendah kedudukannya. Kelebihan dari
pengambilan keputusan berdasar wewenang antara lain :
– Kebanyakan
penerimanya adalah bawahan
–
Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
– Memiliki
otentisitas (otentik)
Kelemahannya
antara lain :
– Dapat
menimbulkan sifat rutinitas
–
Mengasosiasikan dengan praktek diktatotial
– sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
meninmbulkan kekaburan.
5. Rasional,
pada pengambilan keputusan ini keputusan yang dihasilkan bersifat objektif,
logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam
batas kendala tertentu sehingga dapat dikatakan mendekatai kebenaran atau
sesuai dengan apa yang diinginkan.
2.3.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam proses
pengambilan keputusan , suatu organisasi maupun lembaga pendidikan tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut :
- Keadaan internal organisasi ,
keadaan ini bersangkut paut dengan apa yang ada dalam organisasi tersebut
yang meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan
karyawan, kelengkapan dan peralatan organisasi dan struktur organisasi.
- Keadaan eksternal organisasi, keadaan
ini bersangkut paut dengan apa yang ada diluar organisasi, seperti keadaan
ekonomi, sosial politik, hukum dan budaya.
- Tersedianya informasi yang
diperlukan, informasi yang diperlukan haruslah lengkap dan
memiliki sifat-sifat tertentu sehingga keputusan yang dihasilkan dapat
berkualitas dan baik.
- Kepribadian dan kecakapan
pengambil keputusan, hal ini meliputi : kebutuhan, intelegensi,
keterampilan dan kapasitas penilaian.
Sedangkan
menurut Azhar kasim(1995:17) faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan
keputusan oleh pimpinan meliputi hal-hal berikut :
1.
Pria dan wanita
Pria umumnya
bersifat lebih tegas atau berani dan cepat mengambil keputusan, dan wanita
umumnya relatif lebih lambat dan sering ragu-ragu.
2.
Peranan pengambil keputusan
Peranan
pengambil keputusan mencakup kemampuan mengumpulkan informasi, kemampuan
menganalisis dan menginterpretasikan, kemampuan menggunakan konsep yang cukup
luas tentang perilaku manusia dan memperkirakan hari depan yang lebih baik.
3.
Keterbatasan kemampuan
Perlu
disadari adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan dibidang
manajemen yang bersifat institusional maupun bersifat pribadi.
2.4.
MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Lembaga
pendidikan atau organisasi dapat menerapkan atau mengadopsi
model-model pengambilan keputusan sebagai berikut :
1.
Rational Model
Knis Model
ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran maupun tingkat
ketidakpastian teknis rendah. Pilihan dipermudah oleh kinerja program
(March, simon, 1992) dan standar operasional (cyert, 1992, march, 1976) yang
disusun menurut aturan keputusan serta rutinitas yang telah dipelajari sebuah
organisasi atau lembaga pendidikan .
2.
Political Model
Ketika
tujuan diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan dan kepastian teknis
tinggi dalam kelompok, keputusan dari tindakan merupakan hasil tawar menawar
antara kelompok yang mengejar kepentingan mereka dan manipulasi instrumen
pengaruh yang tersedia.
3.
Anarchy Model
Model ini
digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran maupun tingkat
ketidak pastian teknis tinggi (March dan Olsen, 1992).
4.
Process model
Model ini
digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran rendah,
sedangkan ketidak pastian teknisnya tinggi (Mintzberg, Raisinghani dan Theoret,
1996).
Mengenai
klasifikasi model pengambilan keputusan, ada beberapa model yang bisa digunakan
antara lain :
·
Model kuantitatif.
Model
kuantitatif (dalam hal ini model matematika) adalah serangkaian asumsi yang
tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti.
·
Model kualitatif.
Model ini
didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatan nya agak kurang jikadibandingkan
dengan model kuantitatif dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif
mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
·
Model probabilitas.
Maksud dari
probabilitas disini adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa
tertentu.
·
Model matriks.
Model ini
menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
·
Model pohon keputusan.
Model pohon
keputusan merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu
proses untuk merinci masalah-masalah yang akan dihadapi kedalam
komponen-komponen yang kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan serta
konsekuensi masing-masing.
·
Model simulasi komputer.
Model ini
merupakan tiruan dari permasalahan yang sebenarnya.
2.5.
JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Jenis-jenis
keputusan dapat disusun berdasarkan berbagai sudut pandang dan secara garis
besar dikenal tiga jenis keputusan yaitu :
1.
Keputusan berdasarkan tingkat kepentingan
Pada umumnya
sebuah lembaga termasuk lembaga pendidikan memiliki hirarki manajemen.hirarki
ini terbagi atas tiga tingkatan yaitu manajemen puncak,manajemen menengah dan
manajemen tingkat bawah. Manajemen tingkat puncak berkaitan dengan
perencanaan yang bersifat strategis (Strategic Planning). Manajemen
tingkat menengah menangani masalah pengawasan dan kegiatannya lebih banyak
bersifat administrasi. Manajemen tingakat bawah yaitu manajemen operasional,
berkaitan dengan kegitan operasi sehari-hari.
2.
Keputusan berdasarkan Regulitas
Keputusan
yang dikemukakan oleh Simon (19950 dibagi menjadi keputusan terprogram dan
keputusan tidak terprogram.
- Keputusan terprogram, keputusan
ini bersifat rutinitas dan berulang-ulang dengan cara penanggulangan yang
telah ditentukan untuk menyelesaikan masalah melalui prosedur, aturan dan
kebijakan.
- Keputusan tidak terprogram,
keputusan ini bersifat tidak rutinitas dan digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang tidak bsrstruktur.
3.
Keputusan berdasarkan lingkungan
Keputusan
ini dibedakan menjadi empat kelompok berikut :
- Pengambilan keputusan dalam
kondisi pasti
- Pengambilan keputusan dalam
kondisi beresiko
- Pengambilan keputusan dalam
kondisi tidak pasti
- Pengambilan keputusan dalam
kondisi konflik
Tahapan
pengambilan keputusan menurut Herbet A. Simon dalam Onong Uchayana
Efendi, 1996:161 meliputi hal-hal berikut :
- Tahap Inteligensi (inteligence),
yaitu menyelidiki lingkungan bagi kondisi dalam mengambil keputusan, data
mentah diperoleh, diproses, dan diperiksa untuk dapat mengidentifikasi
masalah.
- Tahap Rancangan (design),
yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisis kegiatan yang mungkin
dilakukan.
- Tahap Pilihan (choice), yaitu
memilih suatu cara kegiatan khusus dari cara-cara yang telah diperoleh,
suatu pilihan diambil dan dilaksanakan.
- Tahap Implementasi (implementation),
yaitu
pelaksanaan tindakan setelah memperoleh pilihan atas berbagai alternatif
kegiatan yang telah ditentukan.
2.6. SISTEM
INFORMASI FUNGSIONAL MANAJEMEN PENDIDIKAN
Sistem
informasi fungsional manajemen pendidikan terdiri dari SIM Keuangan, SIM
Operasi, SIM SDM dan SIM Pemasaran. Disamping subsitem informasi manajemen
diatas terdapat sub sistem lainnya dalam proses pengambilan keputusan yaitu
sistem informasi akuntansi, sistem pendukung keputusan, fakta (fenomena) yang
ada dilapangan, dan pengetahuan yang harus dimiliki oleh pengambil keputusan
(decision maker). Sistem informasi fungsional manajemen pendidikan dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Sistem
Informasi Manajemen Keuangan dalam Pendidikan
Aplikasi
sistem informasi manajemen keuangan digunakan untuk membantu proses pengolahan
data keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan sistem
pencatatan yang disebut akuntasi. Kebutuhan akan sistem informasi
keuangan berawal dari subsistem input yang meliputi sistem informasi akuntansi,
subsistem pemeriksaan internal, dan subsistem penyelidikan keuangan. Ketiga
unsur tersebut berperan sebagai data base yang berasal dari sumber internal
organisasi pendidikan dan sumber lingkungan. Kemudian database diolah menjadi
sub sistem output untuk dapat memperkirakan berapa besarnya anggran pendidikan
yang akan dialokasikan, berapa biaya yang harus dikeluarkan dan bagaimana pola
pengendalian biaya yang telah dikeluarkan, hal ini merupakan bahan pertimbangan
bagi pengambil kebijakan keuangan atau biaya pendidikan.
2. Sistem
Informasi Manajemen Operasi dalam Pendidikan
Menurut
Lovelock (2003:31), pendidikan (education) merupakan jenis jasa yang
diciptakan oleh penyedia jasa untuk disampaikan secara langsung pada pola pikir
seseorang (people mind). Dari ungkapan tersebut dapat diuraikan bahwa
jasa pendidikan disajikan untuk mengisi pola pikir seseorang. Oleh karena itu,
operasi jasa pendidikan lebih menekankan pada bagaimana menyajikan jasa
pendidikan agar dapat diterima dengan mudah oleh konsumen atau pengguna jasa
pendidikan (siswa/mahasiswa).
3. Sistem
Informasi Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan
Sistem informasi
pemasaran bermanfaat untuk mengatur arus informasi pemasaran jasa pendidikan,
karena tingkat persaingan jasa pendidikan saat ini sangat ketat. Terjadinya
persaingan yang sanagat ketat antar jasa pendidikan merupan dampak dari
banyaknya jasa pendidikan yang ditawarkan oleh penyedia jasa. Untuk
menganalisis perkembangan pemasaran jasa pendidikan, para pengambil kebijakan
bidang pendidikan memerlukan informasi mengenai perkembangan maupun lingkungan
pemasaran jasa pendidikan agar situasi persaingan jasa pendidikan dapat
dianalisis lebih awal.
4.
Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan
Sistem
Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan merupakan sebuah
prosedur sistematis pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, validasi, serta
pengambilan kembali data sumber daya manusia yang dibutuhkan lembaga pendidikan
dalam meaksanakan kegiatan fungsi SDM dan karakteristik satuan kerja. SIM
pendidikan digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
SDM pendidikan. Contoh secara umumpenyediaan data tentangjumlah tenaga
kependidikan dan pendidik, dari mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi
baik swasta maupun negeri.
Dari uraian
keempat sistem informasi fungsional manajemen pendidikan, menurut Lovelock
(2003) tuga fungsi manajemen merupakan peran sentral dalam melayani konsumen
(penggguna jasa pendidikan). Ketiga fungsi sentral manajemen tersebut dimainkan
oleh manajemen operasi, manajemen SDM dan manajemen pemasaran. Karena ketiga
fungsi manajemen tersebut langsung berhadapan dengan pengguna jasa pendidikan
(konsumen).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
·
Pengambilan keputusan merupakan salah satu alat untuk
mencapai tujuan organisasi. Salah mengambil keputusan dapat berakibat pada
organisasi yang dapat dirasakan langsung dan mempengaruhi pengambilan keputusan
dimasa datang. Pengambilan keputusan merupakan proses identifikasi berbagai
alternatif solusi terhadap permasalahan organisasi.
·
Sistem informasi manajemen menyediakan informasi
setiap orang untuk pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat dalam
memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi.
·
Sistem informasi fungsional manajemen pendidikan
menurut Lovelock(2003) ada empat (4) yaitu SIM Keuangan dalam pendidikan,
SIM Operasi dalam pendidikan, SIM Pemasaran dalam pendidikan dan SIM SDM
dalam pendidikan. Dari ke empat sistem informasi fungsional tersebut tiga
fungsi merupakan peran sentral dalam melayani konsumen (pengguna jasa
pendidikan). Ketiga fungsi sentral tersebut dimainkan oleh manajemen operasi,
manajemen SDM dan manajemen pemasaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar