Rabu, 21 Oktober 2015

Dibawah ini adalah power point sistem informasi manajemen tentang penerapan SIM pada perusahaan https://drive.google.com/open?id=0B55wSS7JP7UHWl9OUXJTTWppT2c

Selasa, 20 Oktober 2015

PENERAPAN SIM DALAM PERUSAHAAN



MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN UNILEVER

     “ MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN “

Dosen pengampu :
Septia Lutfi.S.kom.M.Kom




 Hasil gambar untuk logo stie bpd jateng








Disusun oleh :
Eis Armila ( 11140264 )




STIE BANK BPD JATENG TAHUN AKADEMIK 2014/2015
JURUSAN AKUNTANSI












BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
           
Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif sekarang ini , setiap pelaku bisnis yang ingin  memenangkan kompetisi alam persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pemasaran yang ijalankannya
Produk-produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan  demikian pelanggan mau an rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan untuk dapat mendistribusikan kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh karena itu , dalam proses pendistribusian barang kepada konsumen  harus ada perhatian penuh dari manajemen pemasaran paling atas hingga karyawan level bawah.
PT.Unilevermemberikan produk-produk yang berkualitas yang dapat diterima oleh masyarakat kalangan atas maupun bawah , dengan penjualan yang semakin tahun semakin meningkat Pt.Unilever berhasil menjadi yang terbaik di inonesia maupun  diluar negri.


Rumusan masalah

Permasalahan yang akan dibahas alam makalah ini antara lain :
1.      Sejarah Unilever
2.      Sistem Informasi Manajemen pada perusahaan unilever
3.      Hambatan pada perusahaan unilever inonesia
4.      Konsep dasar pengembangan berbagau program IMC pada perusahaan unilever

           









BAB II
PEMBAHASAN

1.      Sejarah berdirinya perusahaan Unilver

. Hasil gambar untuk perusahaan unilever

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini  disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.


 

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.



Kronologi Unilever dari awal hingga saat ini

1920-30    Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933         Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936         Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV
                  Angke, Jakarta
1941         Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46    Kendali oleh unilever dihentikan  (Perang Dunia II)
1965-66    Di bawah kendali pemerintah
1967         Kendali usaha kembali ke Unilever
                   berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981         Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982         Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988         Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990         Terjun di bisnis teh
1992         Membuka pabrik es krim
1995         Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98    Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999         Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000         Terjun ke bisnis kecap
2001         Membuka pabrik teh – Cikarang
2002         Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003         Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004         Terjun ke bisnis makanan ringan
2005         Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008         Terjun ke bisnis minuman sari buah
2010         Perusahaan memasuki bisnis pemurnian air dengan meluncurkan Pureit
2011         Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya
                  sekaligus memperluas pabrik es krim Wall’s dan Skin Care di Cikarang


Jenis Produk Unilever
2.      Sistem Informasi Manajemen pada perusahaan Unilever
Sistem Informasi Manajemen pada perusahaan Unilever ada tiga bagian yaitu:
a)      CRM (Customer Relationship Management), Manajemen Hubungan Pelanggan, Unilever.
b)      IMC (Integrated Marketing Communication), Komunikasi Pasar Terpadu, Unilever.
c)      CSR, Output Sistem Informasi Pemasaran, Unilever
Berikut penjelasan dari ketiga bagian diatas :
a)      CRM (Customer Relationship Management)
CRM (Customer Relationship Management) merupakan suatu jenis manajemen yang secara khusus membahas mengenai penanganan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya. Tujuan utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas perusahaan.
Ø  Fungsi CRM untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan, seperti penjualan / sales, marketing, customer service, training, HRD, dll.
·         Keuntungan Penggunaan CRM
Keuntungan dari penggunaan CRM adalah servis yang lebih cepat, mengurangi harga, memperbesar keuntungan, meningkatkan loyalitas pelanggan.
·         Tiga Fase CRM
Ø  Tiga fase yang dilakukan dalam CRM adalah mendapatkan pelanggan baru (acquire). Meningkatkan keuntungan dari pelanggan yang sudah ada (enhance). Mempertahankan pelanggan yang menguntungkan (retain).
·         Klasifikasi CRM 
a). CRM Operasional
CRM Operasional dikenal sebagai “front office” perusahaan. Salah satu penerapan CRM yang termasuk dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web.
                  b). CRM Analitik
CRM Analitik dikenal sebagai “back office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan.
·         Fokus Bisnis pada CRM
            Mengelola berbagai hubungan pelanggan dengan melibatkan dua tujuan yang saling berkaitan : pertama, memberi organisasi dan semua karyawannya yang berhadapan dengan pelanggan, dan kedua, memberi pelanggan satu pandangan lengkap tentang perusahaan dan saluran-salurannya yang luas.

·         Pemasaran dan Pemenuhan Pesanan pada CRM

Pengkualifikasian pemasaran pada sasaran, dan penjadwalan serta penelusuran pengiriman surat pemasaran langsung.
Kemudian, software CRM akan membantu para praktisi pemasaran untuk  menangkap dan mengelola data respons pelanggan dan calon pelanggan di database CRM.
·         Layanan dan Dukungan untuk Pelanggan
Layanan dan dukungan untuk pelanggan ada dua yaitu:
Software call center  mengirimkan semua panggilan ke para staf dukungan untuk pelanggan berdasarkan pada keahlian serta otoritas mereka. Software help desk  membantu para staf layanan untuk pelanggan membantu para pelanggan yang memiliki masalah dengan suatu produk atau jasa.
·         Aktivitas Utama dari Konsep CRM
Aktivitas CRM pada dasarnya bertujuan agar perusahaan Unilever dapat mengenali pelanggan secara lebih detail dan melayani mereka sesuai kebutuhannya. Secara umum, beberapa aktifitas utama dari konsep CRM adalah sebagai berikut:
1.            Membangun database pelanggan yang kuat
Misalnya melalui pengambilan kartu garansi yang datanya harus diisi dengan lengkap oleh pelanggan dengan menerbitkan kartu keanggotaan.
Seperti Matahari menerbitkan Matahari Club Card, Carrefour menerbitkan kartu belanja yang sekaligus berfungsi sebagai kartu kredit dan bekerja sama dengan GE Finance.
2.            Membuat profil dari setiap pelanggan
Ada 2 hal yang dapat menjadi parameter perusahaan dalam menentukan profiling pelanggan adalah usage dan  uses. Usage menyangkut seberapa banyak mereka menggunakan produk atau layanan perusahaan, kapan menggunakannya dan layanan apa saja yang digunakan. Sedangkan uses menyangkut bagaimana pelanggan memakai produk atau jasa perusahaan. Profil inilah yang kemudian dapat dipakai oleh perusahaan untuk menentukan aktifitas marketing seperti apa yang cocok diaplikasikan kepada pelanggan.
3.            Analisis profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan
Dalam analisis profitabilitas ada 2 hal yang dinilai dari masing-masing pelanggan. Pertama adalah penerimaan ( revenue ) yang dihasilkan dari masing-masing pelanggan dan kedua adalah biaya ( cost ) yang harus dikeluarkan untuk melayani masing-masing pelanggan.
4.            Interaksi dengan pelanggan yang lebih targeted dan customized
Program customer retention inilah yang menjadi salah inti utama dari aktifitas Customer Relationship Management ( CRM ). Paradigma dan cara berpikir perusahaan tidak lagi didominasi pada bagaimana mendapatkan pelanggan baru, tetapi lebih ke bagaimana mempertahankan pelanggan lama.

·         Peran software aplikasi CRM
Software/aplikasi CRM ini sudah banyak beredar di pasaran, kebanyakan dibuat oleh perusahaan Amerika dan Eropa yang lebih dulu mengimplementasikan aplikasi CRM pada perusahaan mereka.
Aplikasi CRM berguna bagi perusahaan dalam banyak hal.
Pertama, proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin dipakai perusahaan dalam membangun database pelanggan, mencatat berapa kali mereka menghubungi perusahaan dalam satu bulan, berapa kali menggunakan produk.
Kedua, aplikasi CRM memberikan laporan-laporan dari data yang dikumpulkan untuk proses pengambilan keputusan. Aplikasi CRM akan menjadi Decision Support System(DSS).
Ada empat kemampuan utama dalam strategis CRM yaitu :
1.      Technology ( teknologi )
Teknologi yang mendukung CRM
2.      People ( Manusia )
Kemampuan manusia serta sifatnya dalam mengelola CRM
3.      Process ( Proses )
  Proses perusahaan yang digunakan untuk mengakses dan berinteraksi dengan pelanggan.
       
4.      Knowledge and Insight ( Pengetahuan dan Wawasan )
 Memberikan masukan pada perusahaan dalam memberikan nilai pada data pelanggan.

Aspek orang meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang bagaimana melayani konsumen. Selanjutnya adalah aspek kesiapan dari sisi pengetahuan dan ketrampilan.  Aspek kedua adalah proses dan prosedur.  Aspek ketiga adalah sistem dan teknologi.

·         Penerapan Strategi CRM
Strategi CRM membutuhkan empat komponen :
1.    Customer-management orientation
Customer-management orientation mencakup sekumpulan nilai perusahaan serta strateginya

2.    Integration and alignment of organizational processes

Integration and alignment of organizational processes dikelola dengan memahami nilai yang  diberikan pada pelanggan sesuai dengan prosesnya.
             
3.    Information capture and alignment of technology

Information capture and alignment of technology dikarakteristikan oleh kemampuan dalam mentransfer data menjadi bentuk informasi
4.    CRM strategy implementation
Pengimplementasian CRM dalam proses dan aktivitas dibutuhkan untuk menyukseskan strategi CRM

Tahapan pokok CRM terdiri dari :
1.    Analisis portofolio pelanggan akan menghasilkan pengelompokan pelanggan-pelanggan mana yang menguntungkan.
2.    Customer intimacy, untuk memelihara kedekatan dengan pelanggan .
3.    Dukungan dari jejaring (seperti: suppliers, owners, partners, employees) sangatlah diperlukan agar perusahaan mampu memberikan yang terbaik bagi pelanggan.
4.    Dengan mengenal pelanggan secara lebih baik dan mengetahui kemampuan dirinya (termasuk dukungan jejaring).
5.    Dengan memanajemeni daur hidup pelanggan secara lebih baik diharapkan customer life dapat diperpanjang dan biaya transaksi akan berkurang.

·         Implementasi CRM dalam perusahaan Unilever Indonesia

Dalam upaya untuk meningkatkan pengalaman konsumen dan mengumpulkan informasi pelanggan yang lebih baik, Unilever telah mulai menggunakan Astute Solusi RealDialog, yaitu alat dalam panggilan pusat. RealDialog menggunakan mesin linguistik menganalisis pelanggan di masing masing kata dan kemudian menyediakan pusat kontak agen.
RealDialog berfungsi untuk mengontrol pesan, memberikan jawaban lebih cepat dan fokus dalam membangun hubungan, dan mengumpulkan data konsumen. Sistem log permintaan dan komentar, sehingga eksekutif dan manajer dapat mengukur kepuasan konsumen. RealDialog Unilever digunakan pada situs web yang mampu bereaksi terhadap komentar konsumen online secara real time.

Dengan RealDialog, konsumen tidak akan berkomentar dalam membeli dan dapat benar benar mempercayainya, RealDialog manager ini akan meningkatkan nilai dari pelanggan dan akhirnya menghasilkan pendapatan.

3.      Hambatan

Dalam mengoperasikan perusahaan dan mencapai tujuannya, satu satunya hal yang menjadi hambatan bagi perusahaan Unilever Indonesia Tbk. Adalah persaingan dengan perusahaan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama. Maka upaya yang dilakukan Unilever Indonesia untuk kedepannya, yaitu akan mengadakan program MT (Management Training) dalam mencari bibit bibit SDM yang potensial. Para MT menjalani pekerjaan sebagai asisten manajer selama dua tahun. Seorang asisten manajer yang ditempatkan di bagian pemasaran, misalnya, harus bias belajar banyak tentang pemasaran. Ia mesti terjun ke pasar-pasar tradisional hingga ke pelosok daerah untuk mengetahui dan memahami kebutuhan konsumen. Di lain pihak, perusahaan memonitor perkembangannya sambil mengevaluasi apakah seorang asisten manajer ini layak dipromosikan sebagai manajer atau tidak.


·         Ekspektasi CRM

Unilever juga akan menggunakan Ariba's B2B dalam bidang non-inventory dan biaya tidak langsung lainnya. Unilever memiliki ekspektasi bahwa dengan menggunakan Ariba's B2B maka akan membantu meningkatkan kualitas manajemen pembelian barang dari ribuan supplier. The Ariba Solutions  memberikan lingkungan commerce yang friendly dan dapat di update dengan mudah sehingga mengikuti kondisi pasar yang berubah-ubah.

Yang kedua Strategi Teknologi Informasi

Perusahaan Unilever melaksanakan strategi teknologi informasi dengan menjalankan Komunikasi pasar terpadu (Integrated Marketing Communication/IMC). Strategi ini berupaya untuk memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk menyampaikan pesannya secara jelas.
4. KONSEP DASAR PENGEMBANGAN BERBAGAI PROGRAM IMC
Ø  DIRECT MARKETING
Direct marketing merupakan salah satu fungsi IMC yang terdiri dari front-end dan back end operations. Front-end menyusun harapan-harapan dari konsumen yang mencakup the offer (yakni segala sesuatu yang nyata maupun tidak dijanjikan oleh perusahaan, misal: garansi) sedangkan back end berusaha mempertemukan harapan konsumen dengan produk.
Ø  SALES PROMOTION
Sales promotion merupakan istilah dari penawaran nilai tambah yang dirancang untuk menggerakkan dan mempercepat respons dari customer.
Ø  PUBLIC RELATIONS/MPR
 MPR digunakan sebagai media tanpa bayar untuk menyampaikan brand information guna mempengaruhi calon customer atau customer secara positif.
Ø  PERSONAL SELLING
Personal Selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang penjual menjelaskan fitur dari suatu brand untuk kepentingan pembeli. Dalam Personal Selling, dilibatkan komunikasi yang sifatnya tatap muka. Personal selling sendiri merupakan bagian dari direct marketing.
Ø  Advertising
 merupakan “Suatu bentuk dari presentasi non-personal dan promosi dari suatu ide, barang atau jasa yang tidak gratis (berbayar) dan dilakukan oleh sponsor (perusahaan) yang teridentifikasi.
Ø  PUBLICITY
Publicity sendiri merupakan salah satu jasa yang disediakan oleh Public Relations Firm maupun Advertising Agency untuk membantu menangkap perhatian publik dan membedakan tiap-tiap perusahaan tersebut dari perusahaan-perusahaan lain yang menjadi saingannya.
EVENTS/SPONSORSHIP
Event marketing adalah situasi yang signifikan atau peristiwa promosional yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan customer dalam event. Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, orang, atau aktivitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan.
Ø  INTERACTIVE MARKETING
Interactive marketing disini lebih tertuju kepada bagaimana suatu perusahaan mampu atau tidak berkomunikasi dengan customer-nya.
Unilever sebagai salah satu perusahaan yang menguasai beberapa pasar mampu mempertahankan posisinya selama beberapa tahun karena perusahaan mampu memberikan image yang memuaskan terhadap konsumen. Setiap tahunnya mulai muncul produk-produk baru yang menawarkan berbagai macam kelebihan dan harga yang bersaing, tetapi dengan strategi yang matang maka unilever menfokuskan strategi untuk meningkatkan penjualan pada pembentukan brand image dan pemasaran yang baik.

























BAB IV
PENUTUP

Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila dirancang dengan menerapkan pola regionalisasi  atau diterapkan di daerah-daerah atau kawasan tertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena unilever telah memiliki pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan ditiap-tiap negara.
Strategi-Strategi yang ditempuh PT.Unilever ini sangat baik dalam dunia usaha sehingga kendala dan masalah yang dihadapi sangat sedikit dan tidak menjadi masalah besar dalam perusahaan besar ini
Strategi promosi yang dapat dilakukan oleh PT.Unilever yaitu :
1.      Periklanan
2.      Promosi
3.      Hubungan masyarakat dan publisitas
4.      Penjualan secara pribadi
5.      Pemasaran Langsung

















SARAN
Dalam masalah yang dihadapi PT.Unilever yaitu mengenai penipuan kupon yang diselipkan dalam produk kemasan. Sebaiknya diaakan penyuluhan mengenai hal tersebut kepada masyarakat sehingga konsumen tidak merasa dirugikan dan penanganan serius dalam tindak penipuan kupon tersebut. Kesetiaan pelanggan menjadi kunci sukses tidak hanya dalam jangka pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan . contohnya seperti sabun kecantikan merek lux yangmerupakan sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di indonesia. Sabun kecantikan merek lux memperluas jenis produk sabun mandinnya, yang tidak hanya sabun mani yang berupa batangan paat tetapi juga berupa sabun mandi cair. Merek perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen dapat memahami sebuah produk hanya melalui eksistensi,fungsi,citra, dan mutu. Kualitas di mata konsumen bersifat subyektif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadap produk itu.

DAFTAR PUSTAKA